Rabu, 20 Mei 2015

Tugas Softskill Bulan Ke Tiga

Exercise 33 : Because / Because Of
1. Because
2. Because
3. Because Of
4. Because
5. Because Of
6. Because Of
7. Because Of
8. Because
9. Because
10. Because Of

Exercise 34 : So / Such
1. So
2. Such
3. So
4. So
5. Such
6. Such
7. Such
8. So
9. Such
10. Such
11. So
12. So
13. Such
14. So
15. So

Exercise 35 : Passive Voice
1. The President is called by somebody every day.
2. The other numbers are being called by John.
3. Mr. Watson will be called by somebody tonight.
4. Considerable damage has been caused by the fire.
5. The supplies for this class should be bought by teacher.

Exercise 36 : Causative Verbs
1. Leave
2. Repaired
3. To type
4. Call
5. Painted
6. Write
7. Lie
8. Sent
9. Cut
10. To sign
11. Leave
12. To wash
13. Fixed
14. Published
15. Find



Strees Test dan Krisis Subprime Mortgage

Salah satu tahapan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menjalankan fungsi pengawasan makroprudential adalah melakukan stress test, yakni pengurangan dampak risiko jika terjadi krisis keuangan. Stress test yang dilakukan oleh BI akan menunjukkan seberapa tahan sistem keuangan di Indonesia ketika menghadapi krisis, baik yang bersumber dari dalam maupun luar negeri. Stress test juga mengukur dampak lanjutan yang akan terjadi ketika krisis benar-benar menghantam.
Stress test merupakan simulasi yang dilakukan dengan beragam skenario. Sejumlah risiko yang dipantau dalam proses stress test adalah risiko kredit, risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko harga surat utang negara, risiko likuiditas, serta kombinasi dari seluruh risiko tersebut.
Hasil pengukuran yang dilakukan melalui stress test menjadi pijakan awal pemberian sinyal-sinyal oleh BI, yang kemudian akan direspon oleh regulator maupun pelaku industri. Adapun, krisis subprime mortgage umumnya diakitkan dengan krisis keuangan di Amerika Serikat pada 2008 yang diawali oleh krisis dibidang pembiayaan perumahan pada 2007.
Ketika itu, harga rumah dan properti di AS sangat tinggi. Harga rumah yang terus menanjak dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama telah membuat para debitur kredit rumah menjaminkan kredit rumah yang masih dicicil kepada bank dan lembaga keuangan lainnya guna mendapatkan kredit yang akan dibelikan properti yang lebih tinggi.
Ketika suku bunga AS meningkat pada 2006-2007, dibarengi dengan mulai menurunnya harga properti yang sebelumnya dinilai terlalu tinggi, menyebabkan kredit-kredit itu macet. Debitur gagal bayar. Rumah-rumah yang belum selesai dicicil disita.
Akibatnya merembet kemana-mana. Krisis kredit perumahan berdampak pada produk-produk surat berharga yang menggunakan cashflow dari kredit properti sebagai jaminan (mortgage-backed securities). Harga-harga surat berharga jenis ini merosot. Padahal, produk ini banyak dikoleksi oleh berbagi institusi keuangan di AS dan Eropa.
Bisa ditebak jika pada akhirnya keruntuhan pasar mortgage berdampak sistemik. Nilai investasi institusi keuangan yang memiliki instrumen investasi berupa surat berharga berbasis kredit properti di AS merosot tajam. Kondisi ini menyeret indeks pasar saham di AS dan Eropa, dan menyebar sentimen negatif terhadap pasar keuangan di seluruh dunia.

Sumber : Gerai Info Bank Indonesia | Edisi 51 | Tahun 2014

Artikel Bulan Ke 3

Causative Verbs
Definition:
A verb--such as cause, allow, help, have, enable, keep, hold, let, force, require, and make--used to indicate that some person or thing helps to make something happen.
A causative verb, which can be in any tense, is followed by another verb form.
Examples and Observations:
"I've forced them into confessing that they're sad, grey, lost, forgotten, dead and damned forever."
(Dylan Thomas, letter to Bert Trick, July 1935)
"Art is the lie that enables us to realize the truth."
(Pablo Picasso)
"I just want to do God's will. And He's allowed me to go up to the mountain. And I've looked over, and I've seen the Promised Land."
(Dr. Martin Luther King)
"That which hath made them drunk hath made me bold."
(William Shakespeare, Macbeth)
"The convention in present-day linguistics is that a grammatical label should be based on a word of Romance origin--hence 'causative.' From this has arisen the misconception that cause is the protypical causative verb in English. It is not; make is. Cause is a causative verb but it has a more specialized meaning (implying direct causation) than make and it is much less common. Make differs from most other causative verbs, and from most other verbs that take to complement clauses, in that it omits the to in active clauses, although to must be included in the passive. (Compare The nurse made me swallow it with I was made to swallow it (by the nurse)."
(Francis Katamba, Morphology. Routledge, 2004)

Source : http://grammar.about.com/od/c/g/causativeverbterm.htm

Kamis, 14 Mei 2015

Laporan Audit Pemasaran



BAB I
INFORMASI LATAR BELAKANG

PT. ABC (selanjutnya disebut “Perusahaan”) berlokasi di Jl. ARAH No. 22 Depok Jawa Barat, didirikan tanggal 20 Juni 2009 dan terdaftar pada tanggal 21 Juli 2010 oleh para pendiri yang terdiri dari :
1.      Tn. I
2.      Tn. M
Visi perusahaan adalah untuk menjadi franchise minuman kopi blended siap saji no. 1 di Indonesia dengan investasi yang terjangkau. Misi perusahaan adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dengan berfokus pada produk, sistem dan pelayanan yang berkualitas dengan budaya K-O-P-I, yakni Kreatif, Orientasi kualitas, Produktif, dan Inovatif. Dengan motto yang dianut perusahaan yakni “peluang bisnis yang low maintenance dan low investment, tapi high style dan high profit”.

Susunan organisasi Perusahaan adalah sebagai berikut :
Pemilik/Founder         : Tn. I
Manager                    : Tn. R
Kabag Pemasaran      : Tn. Im
Kabag Gudang           : Tn. L
Kabag Produksi         : Tn. Ih

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk  :
1.  Menilai bagaimana perusahaan melaksanakan setiap program/aktivitas pemasaran untuk mencapai tujuannya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
2.      Menilai bagaimana kebijakan produk, kebijakan penetapan harga, kebijakan distribusi, serta kebijakan promosi dan publikasi yang diterapkan perusahaan.
3.      Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan Fungsi Pemasaran yang ditemukan.


BAB II
KESIMPULAN AUDIT

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:

  1. Kondisi
1)   Pemasaran perusahaan tidak menyesuaikan tujuan dengan perubahan kondisi.
2)   Perusahaan tidak memiliki prosedur perencanaan pasar secara tertulis.
3) Perusahaan tidak menggunakan prediksi pasar yang komprehensif dalam menyusun rencana pemasarannya.
4)   Perusahaan tidak mengendalikan aktivitas pemasarannya melalui analisis biaya, analisis pasar, dan audit pemasaran.
5)  Manajemen tidak mengetahui tentang elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman, kebijakan penetapan harga pesaing.
6)   Perusahaan tidak melakukan evaluasi secara periodik terhadap anggota salurannya.
7)   Perusahaan tidak mengevaluasi secara periodik metode pengiriman produknya.
8)   Anggaran promosi penjualan tidak memadai.
9)   Perusahaan tidak memiliki tujuan periklanan dengan tegas.
10)    Program periklanan tidak berjalan secara efisien.

  1. Kriteria
1)   Perusahaan harus beradaptasi dengan terjadinya perubahan kondisi bisnis. Perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi apabila memiliki prosedur perencanaan pasar secara tertulis. Dengan prosedur perencanaan pasar menghasilkan rencana yang tepat sesuai dengan strategi pencapaian tujuan perusahaan
2)    Perusahaan juga harus menggunakan prediksi pasar yang komprehensif dalam menyusun rencana pemasarannya, mengendalikan aktivitas pemasarannya melalui analisis biaya, analisis pasar, dan audit pemasaran
3)  Manajemen mengetahui tentang elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman, kebijakan penetapan harga pesaing untuk mengetahui bagaimana pengaruh informasi tersebut terhadap keputusan harga produk.
4)  Perusahaan secara periodic melakukan evaluasi terhadap anggota salurannya,  metode pengiriman produknya sehingga hasil evaluasi ini digunakan sebagai umpan balik dalam pengambilan keputusan distribusi dan metode pengiriman pada periode berikutnya.
5)      Anggaran promosi penjualan memadai sehingga terjadi kesesuaiaan anggaran promosi dengan kebutuhan tujuan pemasaran.  Perusahaan juga harus memiliki tujuan periklanan yang dinyatakan dengan tegas agar program periklanan telah berjalan secara efisien.

  1. Penyebab
1)      Perusahaan hanya melakukan review secara garis besar (umum) atas pengendalian manajemen. Belum dilakukan upaya review secara komprehensif dan sistematik terhadap aktivitas pemasaran perusahaan.untuk mencapai tujuannya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
2)      Perusahaan menetapkan strategi pemasaran yang menawarkan bisnis minuman kopi blended dengan harga terjangkau, unggul di kualitas dan cita rasa sesuai dengan lingkungan pemasaran yang dihadapi dan perusahaan intensitas pesaingnya. Perusahaan hanya bersaing di segmen pasar menengah kebawah hingga menengah.
3)      Keterbatasan yang secara internal dihadapi perusahaan adalah minimnya SDM yang dimiliki perusahaan yang memiliki pengetahuan tentang bidang pemasaran atau berlatar belakang pendidikan tinggi.

  1. Akibat
1)    Perusahaan menjadi pilihan untuk berbisnis franchisee minuman kopi blanded siap saji hanya untuk kalangan menegah kebawah sampai menengah., tidak ada rencana kerja pasti yang menjadi patokan. Sehingga pendapatan dari para mitra kerjanya tidak stabil setiap bulan, hanya beberapa daerah pemasaran yang pembelian bahan bakunya tergolong stabil, tidak ada patokan khusus atau analisis khusus yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya mengendalikan aktivitas pemasarannya.
2)     Tidak ada informasi yang akurat yang dapat digunakan perusahaan untuk membuat keputusan harga produk.
3)  Perusahaan hanya melihat dari pembelian kembali produknya dan mengevaluasi metode pengiriman apabila ada kendala yang dihadapi, tidak mengevaluasi secara periodik.
4)    Tidak ada biaya tambahan untuk promosi dan anggaran promosi belum memadai, belum ada panduan periklanan yang dinyatakan secara jelas, dan tidak berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.

  1. Pejabat yang bertanggung jawab : Manager dan Kabag Pemasaran.



Daftar Ringkasan Temuan Audit


No.
Kondisi
Kriteria
Penyebab
Akibat
1.
Pemasaran perusahaan tidak menyesuaikan tujuan dengan perubahan kondisi.
Perusahaan beradaptasi dengan terjadinya perubahan kondisi bisnis.
Perusahaan tetap dengan tujuan awalnya yakni menjadi franchise minuman kopi blanded no. 1 di Indonesia.
Perusahaan menjadi pilihan untuk berbisnis franchisee minuman kopi blanded siap saji hanya untuk kalangan menegah kebawah sampai menengah.
2.
Perusahaan tidak memiliki prosedur perencanaan pasar secara tertulis.
Dengan prosedur perencanaan pasar menghasilkan rencana yang tepat sesuai dengan strategi pencapaian tujuan perusahaan.
Manajemen hanya berpatokan pada bagaimana pasar berkembang, melihat bagaimana sikap dari pesaingnya, dan menyesuaikan dengan selera konsumen yang dinamis.
Tidak ada rencana kerja pasti yang menjadi patokan. Sehingga pendapatan dari para mitra kerjanya tidak stabil setiap bulan.
3.
Perusahaan tidak menggunakan prediksi pasar yang komprehensif dalam menyusun rencana pemasarannya.
Prediksi pasar dihasilkan dari metode yang tepat dan disusun berdasarkan informasi prediksi pasar yang realistis.
Prediksi pasar yang dilaksanakan oleh perusahaan hanya sebatas daerah mana yang bisa dijadikan basis pemasarannya.
Hanya beberapa daerah pemasaran yang pembelian bahan bakunya tergolong stabil.
4.
Perusahaan tidak mengendalikan aktivitas pemasarannya melalui analisis biaya, analisis pasar, dan audit pemasaran.
Perusahaan melakukan salah satu audit pemasaran secara vertikal atau horizontal.
SDM yang dimiliki perusahaan tidak mengetahui analisis biaya.
Tidak ada patokan khusus atau analisis khusus yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya mengendalikan aktivitas pemasarannya.
5.
Manajemen tidak mengetahui tentang elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman, kebijakan penetapan harga pesaing.
Elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman, kebijakan penetapan harga pesaing adalah informasi untuk membuat keputusan harga produk.
Manajemen tidak mengetahui tentang elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman, maupun kebijakan penetapan harga pesaing.
Tidak ada informasi yang akurat yang dapat digunakan perusahaan untuk membuat keputusan harga produk.
6.
Perusahaan tidak melakukan evaluasi secara periodik terhadap anggota salurannya.
Hasil evaluasi perusahaan yang secara periodik digunakan sebagai umpan balik dalam pengambilan keputusan distribusi pada periode berikutnya.
Tidak ada jadwal periodik untuk menilai franchiseenya karena tidak ada Supporting Fee yang diberikan.
Perusahaan hanya melihat dari pembelian kembali produknya.
7.
Perusahaan tidak mengevaluasi secara periodik metode pengiriman produknya.
Hasil evaluasi perusahaan yang secara periodik digunakan sebagai umpan balik dalam pengambilan keputusan pengiriman pada periode berikutnya.
Tidak ada jadwal periodik untuk menilai metode pengiriman yang digunakan.
Perusahaan hanya mengevaluasi apabila ada kendala yang dihadapi.
8.
Anggaran promosi penjualan tidak memadai.
Perusahaan menyediakan anggaran untuk promosi, sehingga sesuai dengan kebutuhan tujuan pemasaran.
Perusahaan jarang mengikuti event-event khusus untuk mempromosikan produknya.
Tidak ada biaya tambahan untuk promosi.
9.
Perusahaan tidak memiliki tujuan periklanan dengan tegas.
Dengan adanya tujuan periklanan yang dinyatakan dengan tegas dapat mendukung pencapaian tujuan pemasaran perusahaan.
Perusahaan lebih banyak melakukan promosi secara umum.
Belum ada panduan periklanan yang dinyatakan secara jelas.
10.
Program periklanan tidak berjalan secara efisien.
Beban periklanan dengan kegiatan pemasaran yang seharusnya dijalankan secara efisien.
Perusahaan tidak memiliki anggaran promosi yang pasti.
Tidak berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.





BAB III
REKOMENDASI

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajememn dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  1. Kelemahan yang terjadi pada pengendalian manajemen yang dilakukan perusahaan.
  2. Kelemahan yang ditimbulkan akibat minimnya SDM yang dimiliki perusahaan yang memiliki pengetahuan tentang bidang pemasaran atau berlatar belakang pendidikan tinggi.

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi :
1.  Struktur organisasi perusahaan yang sederhana mempermudah manajemen untuk mangambil kebijakan dalam fungsi pemasarannya. Namun disayangkan, kemudahan itu tidak didukung dengan prosedur perencanaan pasar yang jelas tertulis. Manajemen hanya berpatokan pada bagaimana pasar berkembang, melihat bagaimana sikap dari pesaingnya, dan menyesuaikan dengan selera konsumen yang dinamis. Sebaiknya manajemen mulai membuat prosedur perencanaan pasar yang tertulis sehingga perusahaan memiliki rencana kerja pemasaran yang jelas selama satu periode.
2.      Hal lainnya yang menjadi perhatian adalah latar belakang pendidikan SDM yang bekerja di bagian pemasaran. Memang, salah satu visi dari perusahaan adalah untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Tapi sebagai bahan pertimbangan perusahaan, mungkin dengan ditambahnya tenaga kerja profesional yang menguasai ilmu pemasaran, bisa lebih mendukung pencapaian tujuan pemasaran perusahaan.
3.      Perusahaan perlu lebih banyak mengadakan aksi-aksi sosial yang berhubungan dengan masyarakat. Karena selain berfungsi sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, tapi bisa juga sebagai sarana promosi brand perusahaan. Perusahaan juga lebih baik bukan hanya menyebutkan saja kegiatan sosialnya, tapi juga menceritakannya.
4.  Perusahaan perlu melakukan penilaian frachisee-nya, metode pengiriman, dan kinerja saluran distribusinya secara periodik. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan mempunyai informasi kinerja mengenai frachisee-nya, metode pengiriman, dan kinerja saluran distribusi. Meskipun keputusan untuk melakukan pembelian kembali bukan berada di perusahaan, tapi dengan adanya informasi tersebut akan mempermudah manajemen dalam membuat keputusan mengenai rekan kerjanya.



BAB IV
RUANG LINGKUP  AUDIT

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah Fungsi Pemasaran PT. ABC. Audit kami mencakup penilaian atas kebijakan produk, kebijakan penetapan harga, kebijakan distribusi, serta kebijakan promosi dan publikasi yang diterapkan perusahaan.